Pada saat kita sedang menerima musibah berupa sakit dan tergolek di pembaringan dengan lemah, simpati dan doa dari teman, kerabat, saudara, handai taulan dan sahabat menghampiri silih berganti. Harapan dan munajat kita, serta doa para sahabat, terkandung harapan agar cobaan tersebut segera meninggalkan kita.

Ternyata, Allah memang Maha Perkasa.

“Dan sesungguhnya Tuhan Engkau (Muhammad), niscaya Dia (Alloh) Dzat yang Maha Mulia/Perkasa lagi Dzat yang Maha Penyayang” (QS Asy-Syuara [26]: 9)

Maksudnya, Allah-lah Dzat yang mengalahkan semuanya atas perkara-Nya. Allah selalu menang dalam semua perkara-Nya. Allah menyendiri dengan kemuliaan atau keperkasaan-Nya dan keagungan-Nya. Kemuliaan atau keperkasaan Dzat Allah mutlak, tiada yang lebih perkasa daripada Allah. Dia-lah pemilik kata perkasa dari semua makna perkasa yang paling tinggi dan makna perkasa sempurna yang paling luhur baik secara sifat maupun kekuasaan.

Dan, Allah sering mengajarkan kepada kita tentang begitu Maha Mulia dan Perkasa-Nya Allah. Cobaan dan ujian yang kita rasakan, ternyata kadang-kadang belum cukup berhenti pada satu ujian. Hal ini seyogyanyalah mengingatkan kepada kita bahwa kita masih berpijak di atas bumi. Luka dan derita yang kita rasakan mungkin saja terasa lebih ringan daripada sakit dan lara yang diderita orang lain. Ini merupakan konsekuensi makhluk yang diciptakan-Nya agar selalu hidup dengan dinamis, maka ujian dan cobaan hadir datang dan pergi.

Dalam kehidupan di dunia ini, kita tidak bisa mengharapkan segala sesuatu cocok dengan apa yang diinginkan ataupun yang diangan-angankan sebelumnya. Selama hayat masih dikandung badan, selama jantung masih berdetak dan darah masih mengalir, demikian pula selama nafas masih berhembus, adalah sebuah kepastian jika cobaan, musibah demi musibah, silih berganti mendatangi kita, sebagaimana firman Allah:

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Alloh”. (QS Al-Hadiid [57]: 22)

Namun, asa masih terbentang, kita tidak boleh putus harapan, saya teringat dalam asma dan sifat Allah yang lain. Allah bukan hanya Maha Perkasa saja, tetapi Allah juga mempunyai asma dan sifat Al-Bari’. Allah adalah Dzat Maha Membersihkan, yang menyembuhkan orang yang sakit dan menghindarkan segala macam penyakit, kerusakan dan mara bahaya. Asa tersebut seiring dengan permohonan kami kepada Allah.
“Ya Alloh, Tuhan Manusia, hilangkanlah penyakit dan sembuhkanlah. Engkau adalah Dzat yang memberikan kesembuhan. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan-Mu, kesembuhan yang tidak menimbulkan sakit”

Semoga kita juga semakin sadar dan insaf serta tetap sabar, sehingga ujian yang kita jalani bisa menjadi penghapus kesalahan dan sarana pengampunan bagi dosa dosa kita. Setiap musibah yang menimpa seorang muslim memang bisa menghapus kesalahannya, sebagaimana hadits muttafaqun ‘alaihi yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim yang bersumber dari Abu Sa’id Al-Khudri ra dan Abu Hurairah ra, bahwa Nabi SAW bersabda :

“Tidaklah seorang muslim ditimpa musibah berupa lelah, sakit, keresahan, kesedihan, penderitaan, kegalauan, hingga sebuah duri menusuknya, melainkan Alloh menghapus dengannya (musibah tersebut) daripada kesalahan-kesalahannya.”

Saya juga jadi teringat Firman Allah dalam (QS Ash-Syu’aro[26]: 80)

“Dan apabila aku sakit, maka Dia (Alloh)-lah yang menyembuhkanku.”
Firman-Nya: wa idzaa maridl-tu faHuwa yasy-fiin (“Dan apabila aku sakit, Dia lah yang menyembuhkanku.”)
disandarkan penyakit pada dirinya (Nabi Ibrohim AS), sekalipun hal itu merupakan qadar, qadla dan ciptaan Allah. Akan tetapi disandarkannya penyakit itu pada dirinya sebagai sikap beradab. Makna hal itu bahwa, jika aku menderita sakit, maka tidak ada seorang pun yang kuasa menyembuhkannya kecuali Allah sesuai takdirnya yang dikarenakan sebab yang menyampaikannya.

Dan, insya Allah seperti itu pula-lah harapan berbagai klinik dan rumah sakit—seperti harapan kita yang sedang sakit—ketika kalam Allah yang Maha Perkasa tersebut dijadikan jargon, papan dan motivasi berbagai klinik dan rumah sakit yang memajangnya. Amiin.

Demikian Percikan Perenungan (Mutiara Hikmah) yang bertajuk ‘Alloh Maha Mulia dan Perkasa’ kali ini. Semoga Allah paring aman, selamat, lancar, dan barokah. Amiin.
aa_im (Sufi Berjalan Di Atas Teknologi)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here