Di tengah gempuran kemajuan teknologi dan gadget Pemerintah Kota Surabaya berkomitmen melestarikan budaya Indonesia pada generasi muda melalui olahraga rekreasi dan tradisional masyarakat Kota Surabaya. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Surabaya Afghani Wardhana saat menerima kunjungan pengurus DPD LDII Kota Surabaya di Kantor Dispora Surabaya, Kamis (26/1).

“Pemerintah Kota Surabaya mencoba menghidupkan kembali permainan/olahraga tradisional masyarakat Kota Surabaya seperti egrang, gobak sodor, benteng-bentengan, lompat tali dan lainnya. Untuk mendukung itu Dispora mengadakan perlombaan olahraga tradisional antar pelajar se-Surabaya,” kata Afghani.

Selain itu Dispora sedang gencar-gencarnya memerangi bahaya narkoba. Berkaitan dengan itu Dispora selalu bekerjasama Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Surabaya untuk mengadakan penyuluhan bahaya narkoba kepada para pelajar dan generasi muda kota Surabaya.

“Ibu Wali Kota (Tri Rismaharini) juga konsen terhadap bahaya narkoba, beliau selalu berkoordinasi (update informasi) dengan Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dispora dan Satpol PP. Ibu wali kota tidak ingin generasi muda dirusak oleh narkoba,” imbuh Afghani.

Ketua DPD LDII Kota Surabaya, Setiadi (kiri) saat menyerahkan cenderamata buku kepada Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Surabaya Afghani Wardhana (kanan)

Sementara itu, Ketua DPD LDII Kota Surabaya Akhmad Setiadi dalam pertemuan tersebut mengatakan, LDII selama ini mendukung penuh program dari Pemerintah Kota Surabaya. Salah satunya pembinaan generasi muda dan menjaga kebudayaan Indonesia.

“LDII turut menjaga budaya Indonesia salah satunya melalui pencak silat, yaitu Persinas Asad. Atlet binaan kami, Amri Rusdana,  menyumbang medali emas untuk Jawa Timur di PON XIX Jawa Barat tahun lalu,” kata Setiadi.

Setiadi menambahkan, dalam pembinaan generasi muda LDII memiliki visi mencetak generasi profesional religius. Diantaranya melalui pendidikan formal yang diperkuat dengan pendidikan ilmu agama. Semua ini agar generasi muda LDII tidak terpengaruh hal-hal negatif.

Lebih lanjut Setiadi mengatakan, LDII memiliki misi menjadikan generasi muda agar sejalan dengan program Tri Sukses, yaitu alim (faqih), berakhlaqul karimah dan mandiri.

Setiadi juga menyampaikan, saat ini LDII memiliki 55 Masjid binaan yang tersebar di Surabaya, 2 pondok pesantren, dan 6 Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM). Tiap tahun masjid LDII mengadakan Festival Anak Sholih (FAS) dengan berbagai lomba yaitu dai cilik, tahfidz quran, cerdas cermas, hingga menampilkan seni pencak silat.

Dalam pertemuan tersebut Kepala Dispora kota Surabaya mengapresiasi kiprah LDII. Ia berharap kelak bisa saling bersinergi antara LDII dan Dispora Kota Surabaya. “Mungkin ke depannya ulama LDII bisa kami undang untuk mengisi bimbingan mental (bimtal) kepada para pelajar dan pemuda Surabaya,” ungkap Afghani. (Sofyan)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here