Sabar merupakan amal yang paling utama. Seseorang tidak akan dapat mencapai tingkatan orang-orang yang baik, kecuali dengan sabar terhadap kesulitan dan penderitaan hidup.
Oleh karena itu, setiap orang wajib bersabar terhadap dalam menghadapi kesulitan hidup atau musibah yang menimpa dirinya. Ia hendaknya menyadari bahwa kesulitan hidup atau musibah yang dihindarkan darinya lebih banyak daripada yang ditimpakan kepadanya. Dan untuk itu hendaknya ia selalu bersyukur. Seseorang hendaknya dapat mengikuti perilaku Rasulullah dan melihat bagaimana kesabaran beliau di dalam menghadapi cobaan, musibah, kesulitan, dan gangguan dari orang-orang musyrik yang tidak suka dan selalu memusuhi Rasulullah.
Dengan adanya akal dan pikiran, manusia dapat berpikir dan berusaha sesuai akal dan perasaannya. Itulah yang membuat manusia berbeda daripada makhluk-makhluk yang lain, sekalipun kejahatan yang ditimbulkan manusia pun lebih besar, sebab ia mempunyai hawa nafsu. Akal pikiran itulah yang meninggikan manusia daripada makhluk-makhluk yang lain.
Pada dasarnya, tujuan akal dan pikiran adalah baik dan benar. Apabila jalan pikiran dan akal itu diarahkan dengan baik, maka kebenaran dan kehendaknya itu akan baik dan benar dalam pandangan Allah. Dengan demikian, jalan pikiran manusia akan menjadi teratur secara syar’i, sehingga nafsu pribadi yang senantiasa menuju kepada kejahatan niscaya akan menjadi nafsu yang tenang, tenteram, serta suci dari kekotoran dan kekejian. Nafsu yang diridloi dan diberi rahmat oleh Allah.
Setidaknya ada satu hal yang dapat kita renungkan tentang bagaimana kita melatih kesabaran kita. Seorang ahli motivator terkenal di tanah air pernah memberikan satu tips untuk melatih kesabaran kita, yakni tentang 7 langkah kesabaran.
Dahulu kala ada seseorang yang mengalami permasalahan bahwa dia tidak dapat mengendalikan emosinya dan kurang sabar ketika mendapatkan cobaan hidup. Ia menghadap kepada seorang sufi untuk mendapatkan nasihat dan hikmah supaya lebih dapat bersabar.
Jawaban Sang Sufi adalah, “Kalau kamu ingin bersabar, ketika engkau sedang menghadapi suatu masalah yang menimpamu, maka melangkahlah ke belakang sebanyak 7 langkah. Langkah ini disebut sebagai 7 langkah kesabaran”. Mendengar nasihat sang sufi itu, orang tersebut langsung pulang dan selalu berpikir tentang isi petuah sang sufi itu di dalam perjalanan pulang.
Ketika dia akan memasuki rumahnya, sesuatu terjadi di luar kebiasaan. Istrinya yang biasanya menjemput dengan senyum di depan pintu lalu menghidangkan makanan dan minuman, ternyata hari ini tidak muncul batang hidungnya. Hatinya mulai tersulut rasa kesal dan memendam kekecewaan yang luar biasa.
Ketika dia melangkahkan kakinya ke kamar tidur pribadinya, dia semakin tersentak dan tersengat api amarah yang luar biasa. Ia begitu kaget dan shock manakala melihat istrinya dan seseorang terlihat di dalam satu selimut sedang tidur di atas tempat tidurnya. Sontak, emosi terbakar dan ia segera bergegas ingin mengambil belati atau parang untuk menghabisi nyawa istri dan selingkuhannya itu.
Manakala ia sudah memegang belati untuk menusuk istrinya, ia teringat pada nasihat sang sufi untuk melangkah mundur sebanyak 7 langkah. Dan ketika ia mundur sedang membawa belati dan dalam keadaan termangu dan ragu, pada saat yang sama sang istri terbangun karena merasakan kehadiran seseorang. Sang istri kemudian menghampiri suaminya yang masih termangu seraya minta maaf. Sang istri berkata, “Maafkan aku, wahai suamiku yang budiman, malam ini aku tidak dapat memberikan pelayanan seperti biasanya karena sore tadi ibu kandungku atau mertuamu datang secara mendadak. Dan yang sedang tidur bersamaku adalah ibu, karena kelelahan dalam perjalanan sehingga tidak sempat pindah ke kamar tamu”.
Mendengar penjelasan sang istri, sang suami tergetar tubuhnya. Belati yang ada di tangannya terlepas dari genggaman. Ia bersyukur tidak terburu-buru untuk segera menghabisi nyawa istrinya dan ia juga berterima kasih kepada sang sufi yang telah memberikan petuah bijak kepadanya. Sejenak ia bersujud untuk mensyukuri musibah yang telah dijauhkan oleh Allah. Ia baru menyadari bahwa 7 langkah kesabaran yang dinasihatkan kepadanya barusan mampu meloloskannya dari ujian yang barusan dihadapinya. Masya Allah.
Berkaitan dengan cerita tersebut, maka selayaknyalah kita semua mengayunkan langkah kesabaran kita masing-masing dalam melatih kesabaran dalam menghadapi ujian hidup dan permasalahan yang sedang kita hadapi. Bermacam cara dan langkah untuk melatih kesabaran kita. Dengan adanya akal dan pikiran, manusia dapat berpikir dan berusaha sesuai akal dan perasaannya. Salah satunya adalah 7 Langkah Kesabaran. Sudahkah kita mencobanya? Wallohu A’lamu Bish-Showab.
Demikian Percikan Perenungan (Mutiara Hikmah) yang bertajuk ‘Langkah Kesabaran’ kali ini. Semoga Allah paring aman, selamat, lancar, dan barokah. Amiin.
aa_im (Sufi Berjalan Di Atas Teknologi)