pancasila dan nkri harga mati bagi LDII
pancasila dan nkri harga mati bagi LDII

Selasa (25/9), Dewan Pimpinan Wilayah LDII Provinsi Jawa Timur menerima kunjungan dari utusan Badan Litbang, Kementerian Agama Pusat di kantor DPW LDII Provinsi Jawa Timur, jalan Gayungan VII / 11 Surabaya.

Utusan Kementerian Agama yakni, Elma Haryani dan rombongan disambut langsung oleh Ketua DPW LDII Provinsi Jawa Timur, Ir. H. Chriswanto Santoso, M.Sc didampingi beberapa pengurus harian lainnya.

Selain silaturrahim, kementerian agama diturunkan di beberapa provinsi khususnya untuk pengumpulan data dan ingin mengetahui tentang wawasan Nasionalisme, Kehidupan berbangsa dan NKRI diseluruh lembaga, ormas dan kelompok keagamaan yang sudah terdaftar secara resmi di Indonesia, salah satunya LDII.

“Saya tertarik dengan model pendidikan terutama dalam kesejahteraan & pemberdayaan ekonomi yang merupakan ikon dari LDII, ternyata sangat luar biasa, mulai dari pengembangan dan strategi ekonomi & pendidikan. Didalam menyusun kurikulum tidak lepas dari unsur-unsur 4 pilar dan tetap berazaskan pancasila ” ungkap Elma.

Dalam wawancaranya Chriswanto menyampaikan bahwa LDII adalah Ormas Islam yang sejak berdiri sampai dengan sekarang berazaskan Pancasila. Nilai-nilai kebangsaan itu (Pancasila-red) menjadi sesuatu pondasi di LDII karena sebuah kesadaran bahwa LDII adalah Ormas Islam yang hidup di negara Indonesia, bukan di Timur Tengah, sehingga dalam hal ini nasionalisme adalah mutlak, NKRI mutlak tidak bisa di ganggu gugat dan tanggung jawab kita bersama untuk mempertahankan keutuhan NKRI.

 “Pancasila menurut saya saat ini sangat tepat. Pertama, karena tidak ada satu sila pun dalam pancasila yang bertentangan dengan Islam. Oleh sebab itu LDII sampai saat ini tetap berazaskan pancasila. Kedua, Pancasila merupakan sebuah jaminan pengamanan, tidak hanya konteks pengamanan terhadap agama lain tapi sebetulnya ada konteks lebih besar terhadap agama Islam itu sendiri. Diantara Islam sendiri juga muncul masalah yang bermacam-macam. Ketika kita bicara Islam saja, nanti akan  berkembang. Islam seperti apa? Yang mana?” papar Chriswanto.

“Ketika di Indonesia terjadi krisis internal agama itu dampaknya jauh lebih berat daripada terhadap agama lain. Pancasila adalah asetnya Islam” Imbuhnya.

Indonesia merupakan negara ber Bhineka Tunggal Ika, maka yang penting adalah nilai-nilai Islam yang harus kita terapkan. Ketika nilai-nilai Islam bisa diterapkan mungkin Islam akan lebih berjaya karena konteks kehidupan sehari-hari akan muncul.

1 COMMENT

  1. berbahagia lah negara brunai ,singapur dan malaysia yang tidak ikut bergabung dengan NKRI suatu masa dulu,,,,, dan kecelakaan besar lah bagi negara negara di lima pulau besar indonesia yang sudah di lebur kan oleh orang tolol yang tidak bertanggung jawab……..
    NKRI sebuah nama negara yang dibangun dengan cita cita mulia yaitu  supaya seluruh negara kecil di nusantara bersatu untuk satu tujuan yaitu menguasai dunia dan tidak mudah lagi di jajah oleh negara manapun di dunia
    tapi cita cita itu kandas sewaktu orang bloon negri ini meleburkan negara negara kecil dalam NKRI….. 
    LIHAT LAH HARI INI …NEGARA NEGARA KECIL TETANGGA KITA TETANGGA KITA YANG HIDUP MAKMUR YANG SEHARUS NYA KITA LEBIH MAKMUR KARENA KITA KESATUAN NEGARA NEGARA DALAM SATU KEKUATAN YAITU REPOBLIK INDONESIA DAN SEHARUS NYA MEMPUNYAI PULUHAN IBU KOTA SEPERTI AMERIKA……TAPI SAYANG DI NEGARA INI BANYAK ORANG SOK PANDAI TAPI BLOOOOONNNNN 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here