Tiga organisasi masyarakat Kota Surabaya, Minggu (24/11/2013) menggelar kegiatan bersama di Ekowisata Mangrove Wonorejo, Rungkut. Mereka, terdiri dari Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Surabaya. Kegiatan diwujudkan menanam 1.000 bibit mangrove tersebut dibuka Kepala Bakesbangpolinmas Surabaya, Sumarno, SH, MHum.
Acara dimulai pukul 07.00 WIB itu dibuka di areal pintu masuk ekowisata mangrove . Kemudian sekitar pukul 09.00 WIB, kegiatan menanam mangrove digelar di areal penanaman yang berada sekitar 500 meter dari pintu masuk.
Di area penanaman, yang dekat dengan muara, ada jalan buatan yang terbuat dari bambu dan sesek (anyaman bambu). Kemudian menuju ke arah hutan mangrove dan di areal tengah hutan itulah digunakan sebagai tempat menanam 1000 bibit mangrove.
H. Amien Adhy, Ketua DPD LDII kota Surabaya, disela acara mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari usaha mereka untuk menjalin kerjasama di bidang lingkungan. “Kerusakan alam akibat menurunnya daya dukung lingkungan maupun bencana alam membutuhkan perbaikan dan perawatan lingkungan hidup. Karena itulah, perlu salah satu kegiatan untuk perbaikan ini dengan melakukan penanaman kembali mangrove,” jelasnya.
Ekowisata Mangrove Wonorejo yang berbatasan dengan Pantai Timur Surabaya amat rentan terhadap abrasi. Untuk itu mangrove memiliki peran penting sebagai perisai untuk menahan abrasi sekaligus sarana menetralisir polutan.
Dari sekitar 28 jenis mangrove, 25 jenis diantaranya terdapat di kawasan Ekowisata Mangrove Wonorejo. Adapun jenis mangrove yang akan ditanam adalah Rhizopora Apiculata. Jenis ini memiliki kekuatan bertahan terhadap rendaman air laut dan hempasan gelombang karena memiliki akar tunjang yang kuat.
Penanaman mangrove kali ini merupakan kelanjutan dari pencanangan “LDII Go Green” secara nasional di Makassar pada 2010 lalu dengan target menanam hingga sejuta pohon di seluruh Indonesia. Dilanjutkan dengan Gerakan Cinta Bahari pada 2011 dengan menanam 3.000 bibit mangrove di Kendari.
Para peserta lainnya, yang berjumlah sekitar 350 orang itu tampak menikmati suasana kegiatan. Mereka banyak yang mengaku belum pernah melihat hutan mangrove di wilayah Kota Surabaya. “Pengalaman yang lumayan menarik. Harus naik perahu motor dulu baru masuk ke hutan mangrove. Pemandangannya luar biasa, meski banyak sampah,” komentar salah satu peserta.
sumber : http://surabaya.tribunnews.com