Bahaya narkoba menjadi momok nomor satu yang menakutkan bagi bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia merupakan negara paling strategis pagi para pengedar narkoba.
Tidak hanya itu, sekarang yang menjadi sasaran peredaran narkoba tidak lagi mengenal strata sosial dan usia. Narkoba sudah menyebar ke semua lingkungan masyarakat, bahkan kawasan sekolah maupun universitas tidak luput dari pengedaran narkoba.
Dengan tema memperingati hari pahlawan, Dinas Pemuda dan Olahraga kota Surabaya bekerjasama Badan Narkotika Nasional (BNN) mengajak pemuda Surabaya untuk menjadi kader anti narkoba. Salah satu kader pemuda anti narkoba yakni utusan dari Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPD LDII) kota Surabaya. DPD LDII kota Surabaya mengirim delapan utusan pemuda diantaranya, Isfandy Sofi’i, Candra Setya Buana, Rizal Fahmi Firdaus, Sofyan Gani Aldinata, Winoto Redi Nugroho, Arif Yono Saputro, Robi Sujastra dan Adam Prasetyo.
Pembukaan gerakan kader pemuda anti narkoba kali ini dibarengi kegiatan seminar “peningkatan pemahaman pemuda tentang bahaya HIV-AIDS, kenakalan remaja dan narkoba” di Gedung Wanita, Surabaya, Rabu (19/11/2014).
Seminar yang dihadiri 150 peserta ini dibuka oleh Samsul Bachri Bidang Kepemudaan Dinas Pemuda dan Olahraga kota Surabaya. Dalam sambutannya Samsul Bachri mengajak kader pemuda agar memerangi Narkoba di kota Surabaya. Narkoba merupakan penjajah bangsa dengan cara menghabisi generasi mudanya. “kalau dulu para pejuang mengangkat senjata, sekarang kita sebagai generasi berjuang melawan Narkoba”, ujar Samsul Bachri.
Menurut Sofyan Gani (pemuda LDII), pemuda adalah tumpuan generasi bangsa. Jika generasinya sejak awal sudah digrogoti narkoba maka bangsa ini akan hancur. Pemerintah kota Surabaya perlu membuat gagasan-gagasan baru untuk kawasan bersih dari narkoba di tahun 2015. “Untuk menjadi kader pemuda anti narkoba, otomatis kader harus bersih dari rokok. Orang merokok awalnya coba-coba lama kelamaan akan kecanduan, begitu juga pengguna narkoba awalnya coba-coba lama kelamaan akan kecanduan”, papar Sofyan Gani di sesi diskusi.