posisi-duduk-cerminkan-tingkat-ketaqwaanSaat berada di pengajian / majelis ta’lim, kita bisa melihat berbagai karakter dan kebiasaan para peserta pengajian yang ada pada saat itu. Menurut riwayat Hadist, posisi tempat duduk saat pengajian bisa menentukan seberapa besar tingkat ketaqwaan kita terhadap Allah SWT.

Hal ini memang tidak satu – satunya hukum yang bisa di ambil sebagai hukum wajib tingkat ketaqwaan seseorang karena yang tau detail tingkat ketaqwaan seorang hamba adalah dirinya dan Allah SWT semata, namun dari posisi duduk ini paling tidak bisa mencerminkannya.

Dari Abu Waqid Al Laitsi, bahwa Rasulullah s.a.w ketika sedang duduk bermajelis di Masjid bersama para sahabat datanglah tiga orang. Yang dua orang menghadap Nabi s.a.w dan yg seorang lagi pergi, yang dua orang terus duduk bersama Nabi s.a.w. Dimana satu diantaranya nampak berbahagia bermajelis bersama Nabi s.a.w.

Sedang yang orang kedua duduk di belakang mereka, sedang yang orang ketiga berbalik pergi.

Setelah Rasulullah s.a.w selesai bermajelis, Beliau bersabda:
أَلَا أُخْبِرُكُمْ عَنْ النَّفَرِ الثَّلَاثَةِ أَمَّا أَحَدُهُمْ فَأَوَى إِلَى اللَّهِ فَآوَاهُ اللَّهُ وَأَمَّا الْآخَرُ فَاسْتَحْيَا فَاسْتَحْيَا اللَّهُ مِنْهُ وَأَمَّا الْآخَرُ فَأَعْرَضَ فَأَعْرَضَ اللَّهُ عَنْهُ
“Maukah kalian aku beritahu tentang ketiga orang tadi?” Adapun seorang diantara mereka, dia meminta perlindungan kepada Allah, maka Allah lindungi dia.

Yang orang kedua, dia malu kepada Allah, maka Allah pun malu kepadanya.

Sedangkan yang ketiga berpaling dari Allah maka Allah pun berpaling darinya”. HR. Al-Bukhari: 64

KETERANGAN:

Hadits tersebut mengandung pesan adab terhadap majelis ilmu (acara pengajian). Ditinjau dari cara memilih posisi atau lebih tepat lokasi  tmpt duduk waktu acara pengajian. Di mana Rasulullah s.a.w menjelaskan ada tiga jenis sikap manusia terhadap majelis ilmu, dan hal tsb menggambarkan kualitas kefahaman mereka.

1) Orang yang dalam majelis ilmu (pengajian) sengaja duduk di tempat terdepan maka dia adalah orang yang mendapat perlindungan dari Allah. Jadi tmpt yg terdepan dlm majelis ilmu adalah tempat yg penuh barokah dan rahmat, Selain akan memperoleh ilmu, dia juga akan memperoleh perlindungan dr Allah Azza wa Jalla.

2) Seseorang yg dlm pengajian sengaja duduk di belakang, dia dianggap malu terhadap rahmatnya Allah. Malu terhdp perbuatan maksiat adalah perkara yg wajib. Sebab seseorang yg tidak malu terhadap perbuatan maksiat maka dia lebih hina dari binatang yg paling hina. Namun malu terhadap kebaikan adalah perkara yg makruh (dibenci). Imam al-Bukhari juga meriwayatkan bhw Rasulullah s.a.w bersabda; Ada dua golongan yg tdk akan mampu menguasai ilmu, yaitu: orang yg sombong (bodo sombong) dan orang yg pemalu.

3) Orang yang sengaja menjauh dari majelis ilmu, sengaja pergi keluar dari majelis ilmu dengan tanpa alasan yg munasabah maka dia digolongkan sbg orang yg berpaling dr Allah SWT. Dengan kata lain dia adalah orang yg sombong, perbuatannya itu membuat dia terhalang dari rahmat Allah.

HIKMAH KEKINIAN

Hadits di atas sangat relevan dg situasi sepanjang zaman termasuk saat ini. Dalam realita kekinian, kita dapat melihat bagaiman sikap kita pada saat mengaji. Ada yg acuh tak acuh, membuat acara sendiri di luar masjid (kalau kebetulan pengajiannya di masjid) ketika pengajian sedang berlangsung. Ada yg sengaja duduk di belakang di pojokan, sengaja mencari “rest area” yg kondusif ( "</p).

Lebih parah lagi adalah yg sengaja tdk mendatangi pengajian tanpa alasan yg dibenarkan.

Mereka ini adalah orang2 celaka sebagaimana maksud firman Allah:
وَيَتَجَنَّبُهَا الْأَشْقَى
Dan orang-orang yang celaka akan menjauh (dr peringatan itu). QS. Al-A’la: 12

Namun juga ada yg mencari bahkan berlomba2 menduduki tempat duduk yg terdepan.

Termasuk jenis manakah kita?
semoga bermanfaat…..

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here