Menabur Benih Mimpi di Kebun Bibit

Apalagi yang ditunggu oleh anak sekolah jika bukan hari libur? Taman Pendidikan AlQur’an (TPQ) Khoirul Huda Nginden, Surabaya, mengadakan rekreasi anak-anak usia cabe rawit pada Minggu (13/5) lalu seusai menggelar raport semester. Acara yang digagas oleh bapak Bambang W.W ini berlangsung di Kebun Flora atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kebun Bibit, Bratang, Surabaya . Keceriaan delapan puluh anak ini menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan program Pengurus TPQ dalam membentuk pribadi anak yang sholeh dan ceria.

Acara Liburan Sekolah

Meskipun baru pertama kali digelar, antusias bibit-bibit pejuang agama ini telah tergambar. Pukul 06.00 mereka sudah bersiap di halaman masjid Khoirul Huda, Nginden, Surabaya untuk mengikuti acara pembukaan. Mereka mengikuti setiap gerakan dan yel-yel yang didaulat oleh bapak Mahfudz Arifin selaku ketua TPQ Khoirul Huda Nginden.

Acara kemudian dilanjutkan di Kebun Bibit Surabaya. Untuk dapat menuju kesana, panitia menyiapkan sebuah kereta kelinci yang akan mengangkut mereka secara secara bergantian.

Dua anak TPQ yang berasal dari kelas tilawati 6 membuka acara. Mereka mengawalinya menggunakan bahasa arab dengan penuh percaya diri. Acara dilanjutkan dengan senam bersama. Baru setelah itu masuk ke dalam ajang perlombaan yakni lomba mewarnai untuk usia Taman Kanak-Kanak dan lomba menggambar untuk usia SD.

Selama satu jam, mereka sibuk menggoreskan pensil untuk menggambarkan apa yang mereka inginkan kelak jika dewasa. Memang, tema perlombaan kali ini adalah “Impianku”. Ada yang ingin menjadi pilot, designer, koki, guru, bahkan mubaligh. Namun, beberapa anak rupanya masih bingung memikirkan profesi apa yang mereka inginkan.

Setelah lelah berlomba, peserta, orang tua, serta panitia menggelar makan siang bersama. Sambil menunggu pengumuman lomba, peserta diminta untuk menunjuk para guru yang termasuk dalam kategori : tercantik, terlucu, tereksis, dan terjahat. Anak merupakan anugrah terbesar yang dititipkan Pencipta kepada kedua orang tua. Seorang anak yang dibesarkan dengan kasih sayang cukup dan didikan yang benar akan tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang didamba. Oleh karenanya, orang tua menjadi komponen terpenting dalam mencetak generasi penerus yang berkualitas. Melalui komunikasi yang intensif, anak merasa mendapat sosok yang patut dicontoh dan selalu ada untuknya. Di sinilah factor waktu luang yang bertindak. Melalui acara seperti ini, orang tua dapat memanfaatkan waktu luangnya untuk mengenal anak lebih dalam.

Hal ini juga yang berkesan di benak Relanggih Pratama selaku ketua pelaksana. Relanggih mengaku senang melihat semangat para bibit penerus agama ini dalam mengaji dan berpartisipasi mengikuti acara ini. (epin)

sumber : formasa.org

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here