Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) selalu diperingati setiap tanggal 2 Mei. Bukannya tanpa alasan, pemilihan tanggal tersebut didasarkan pada hari lahir Ki Hadjar Dewantara, seorang pahlawan nasional di bidang pendidikan. Ki Hadjar Dewantara telah berjuang dengan mengorbankan seluruh yang dia miliki demi kemajuan pendidikan di Indonesia.

Sebagai generasi penerus bangsa Indonesia sudah sepantasnya menjadikan semangat beliau sebagai momentum kebangkitan pendidikan nasional. Berbagai inovasi sangat diperlukan sebagai upaya percepatan pembangunan sumber daya manusia seutuhnya.

Tidak dapat dipungkiri, berbagai masalah kerap muncul di dunia pendidikan, misalnya berbagai kasus kekerasan yang dilakukan guru maupun siswa, tawuran antar sekolah, minimnya guru di wilayah terpencil, sulitnya siswa dalam mengakses pendidikan, dan lain sebagainya. Bahkan terbaru adalah pencurian soal UNBK yang terjadi di salah satu SMP di Surabaya. Tentu berbagai kejadian tersebut menjadi keprihatinan kita bersama.

Maka hemat saya adalah, pendidikan wajib menjadi tanggung jawab semua pihak. Orang tua, sekolah, masyarakat dan pemerintah. Orang tua hendaknya aktif memantau perkembangan anak-anaknya. Orang tua dituntut harus tahu pola asuh anak meskipun hal tersebut didapat dengan otodidak. Sehingga mereka mampu menyiapkan anak-anak nya sebelum memasuki pendidikan di sekolah dan mampu “mendampingi” mereka dalam melaksanakan pendidikan.

Sekolah sebagai pihak yang mendapat amanah membentuk karakter dan membentuk pola pikir anak-anak supaya terus berupaya meningkatkan kapasitas nya sebagai lembaga pendidikan yang baik. Guru dituntut mampu menjadi sosok yang digugu lan ditiru. Jangan sampai mencederai anak-anak dengan hal-hal yang merusak karakter positif, namun seharusnya bisa membentuk mereka menjadi pribadi yang lebih baik.

Masyarakat secara tidak langsung turut mengambil peran dalam pendidikan. Di era digital seperti sekarang ini, media sosial kerap memunculkan hal-hal negatif yang bisa menjerumuskan anak-anak ke perbuatan melanggar norma dan hukum, misalnya pornografi, prostitusi dan persekusi. Maka edukasi terhadap masyarakat secara terus-menerus sangat diperlukan.

Tidak kalah penting lagi adalah peran pemerintah dalam pendidikan. Kebijakan yang diambil pemerintah diharapkan mampu meningkatkan kemajuan bagi pendidikan nasional di semua lini. Anggaran pendidikan diupayakan sesuai dengan kebutuhan. Peningkatan kemampuan guru melalui pelatihan serta melakukan evaluasi terhadap kinerja guru. Kemudahan anak-anak dalam mendapatkan akses pendidikan lebih ditingkatkan lagi, terlebih mereka yang tinggal di daerah terpencil.

Pada akhirnya hari pendidikan nasional ini hendaknya menjadi evaluasi bersama bahwa masih banyak “pekerjaan rumah” yang harus diselesaikan. Pendidikan adalah proyek jangka panjang bahkan terus berjalan sehingga sumber daya manusia yang melimpah ini jika mampu dikelola dengan baik maka akan menghasilkan kemajuan yang luar biasa bagi bangsa Indonesia. Terlebih Indonesia akan menyambut bonus demografi. Harapannya, Indonesia menjadi negara maju dan “kiblat” bagi pendidikan di dunia. (Cahyo)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here