Sholat berjamaah bagi sebagian orang masih dianggap sebagai rutinitas belaka, padahal sudah jelas tertulis di dalam Hadist Abu Dawud No. 547 bahwa Rasulullah SAW telah memerintahkan umat Islam untuk melaksanakan shalat secara berjamaah. Karena sangat pentingnya dan banyaknya keutamaan sholat berjamaah maka kita seharusnya memahami bahwa sholat berjamaah adalah salah satu bentuk ketaqwaan kita terhadap Allah SWT dan seseorang bisa dinilai kepribadiannya dari ketertiban sholat jamaahnya.
Jika sholatnya kurang tertib dan sering terlambat maka kemungkinan besar dalam hal duniawi orang tersebut juga kurang tertib bahkan keimanan dalam dirinya sangat lemah sehingga mudah di goda setan dengan di sibukkan masalah dunia dan melupakan masalah akhirot.
Salat berjamaah adalah shalat yang dilaksanakan oleh lebih dari satu orang dan dipimpin oleh seorang imam. Agar salat berjamaah di masjid bisa di lakukan secara tertib dan rutin, maka sebuah masjid mesti dilengkapi dengan perangkat Imam shalat dan Muazin. Muazin disamping bertugas mengumandangkan azan sebaiknya juga bisa mengobrak-obrak jamaah sekitar masjid untuk segera datang ke masjid. Shalat berjamaah memiliki kefadholan antara lain:
- Orang yang shalat berjamaah tidak mudah digoda syaitan.
- Shalat berjamaah pahalanya 27 (dua puluh tujuh) kali lipat dibanding salat sendiri.
- Orang yang mendengarkan azan namun tidak datang untuk shalat berjamaah melainkan salat sendirian, maka shalatnya tidak diterima oleh Allah.
547 – حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ، حَدَّثَنَا زَائِدَةُ، حَدَّثَنَا السَّائِبُ بْنُ حُبَيْشٍ، عَنْ مَعْدَانَ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ الْيَعْمُرِيِّ، عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَا مِنْ ثَلَاثَةٍ فِي قَرْيَةٍ وَلَا بَدْوٍ لَا تُقَامُ فِيهِمُ الصَّلَاةُ إِلَّا قَدِ اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ، فَعَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ الْقَاصِيَةَ» ، قَالَ زَائِدَةُ: قَالَ السَّائِبُ: يَعْنِي بِالْجَمَاعَةِ: الصَّلَاةَ فِي الْجَمَاعَةِ
[حكم الألباني] : حسن
[Hadist Sunan Abu Dawud No 547 Kitabu Shalah]
645 – حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ، قَالَ: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ نَافِعٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «صَلاَةُ الجَمَاعَةِ تَفْضُلُ صَلاَةَ الفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً»
[Hadist Shohih Bukhari no. 645]
551 – حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ، حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنْ أَبِي جَنَابٍ، عَنْ مَغْرَاءَ الْعَبْدِيِّ، عَنْ عَدِيِّ بْنِ ثَابِتٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ سَمِعَ الْمُنَادِيَ فَلَمْ يَمْنَعْهُ مِنَ اتِّبَاعِهِ، عُذْرٌ» ، قَالُوا: وَمَا الْعُذْرُ؟، قَالَ: «خَوْفٌ أَوْ مَرَضٌ، لَمْ تُقْبَلْ مِنْهُ الصَّلَاةُ الَّتِي صَلَّى» ، قَالَ أَبُو دَاوُدَ: رَوَى عَنْ مَغْرَاءَ أَبُو إِسْحَاقَ
[حكم الألباني] : صحيح دون جملة العذر وبلفظ ولا صلاة