Dirjen Bimas Islam minta media jadi pemersatu umat. Karena dari media inilah bisa memicu provokasi massal sehingga informasi yang tidak akurat bisa mudah masuk ke otak kita dan menimbulkan berbagai persepsi pro dan kontra. Kecepatan update berita dan mudahnya akses ke media elektronik, media cetak, media internet dll mempermudah informasi tersebut langsung sampai ke pembaca.
Media massa hendaknya dapat menjadi penengah konflik antar umat beragama di Indonesia, karena keberimbangan media menjadi alat untuk mengetahui kebenaran, kata Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Abdul Djamil.
Harapan Dirjen Bimas Islam itu disampaikan pada seminar “Peran Ormas Islam dan Media Massa dalam Pengembangan Dakwah” di Padang, Kamis ( 27/6).
Dalam keterangan tertulis Humas DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) yang diterima di Jakarta, Kamis, Dirjen Bimas Islam mengatakan, liputan yang disinyalir “mengadu domba”, ditulis tidak berimbang dan tendensius, menjadi salah satu penyebab konflik antar umat beragama.
Oleh karena itu, media massa dalam menyajikan berita hendaknya tetap mengedepankan pemberitaan sikap toleransi dan menghormati antar umat beragama.
Sementara itu, Ketua DPP LDII Teddy Suratmadji mengatakan, dalam menulis, jurnalis harus mengerti dan tahu dulu, serta harus punya alat ukur dalam menyampaikan informasi.
“Yang saya ketahui, pemberitaan untuk konflik antar umat beragama, seperti pemberitaan tentang kalangan tertentu, yang disampaikan media massa hanya tentang akibatnya saja. Harusnya jurnalis menggali sebabnya,” katanya.(*)
Other articles you might like;