Home >> Berita LDII Surabaya >> Menumbuhkan Kebiasaan Berdakwah Sejak Dini

Menumbuhkan Kebiasaan Berdakwah Sejak Dini

Memperkenalkan dakwah kepada generasi muda sejak usia dini menjadi salah satu agenda Festival Anak Sholeh (FAS) 2017 dalam bentuk lomba dai cilik. Lomba ini sudah kedua kalinya diadakan sejak FAS tahun lalu.

Peserta lomba nasehat adalah anak-anak usia 5-12 tahun dari sembilan Taman Pendidikan Alquran (TPQ) di wilayah Kecamatan Gayungan. Rata-rata peserta memiliki suara lantang saat tampil di panggung.

Secara teknis, tiap peserta dari masing-masing TPQ dipersilakan melakukan dakwah di atas panggung, dengan waktu kurang lebih 10 menit. Materi dakwah bebas, namun tetap terkait dengan amar ma’ruf nahi munkar. Penampilan peserta akan dinilai oleh tiga juri yang telah disiapkan panitia. Aspek penilaian meliputi penampilan atau pakaian, isi materi dakwah, sikap, hingga kejelasan suara.

Aza, salah satu peserta dari TPQ Baitul Makmur, memaparkan nasehat tentang enam tabiat luhur. “Sebagai orang iman, haruslah mempunyai 6 tabiat luhur, yaitu rukun, kompak, kerjasama yang baik, jujur, amanah dan mau bekerja keras serta hidup hemat,” jelas gadis kecil yang masih duduk di kelas 3 SD tersebut.

Peserta lainnya, Ika dari TPQ Al-Ichwan mengangkat tema tentang kewjiban anak berbakti kepada orang tua. Menurut Ika, sebagai anak yang berbakti, harus siap untuk membantu orang tua. “Salah satu cara berbakti pada kedua orang tua adalah dengan cara berusaha untuk menjadi anak yang sholih,” kata Ika.

Masing-masing peserta memaparkan nasehat dakwah sesuai dengan tingkatan usianya. Hasil tampilan para peserta dinilai oleh tiga juri yakni Ustadz Ichwan, Ustadz Fian, dan Ustadz Rendy.

Salah satu panitia yang bertugas, Gufron Rosyidi menjelaskan bahwa tujuan diadakan lomba dai cilik ini adalah untuk melatih keberanian anak-anak untuk berdakwah. “Sesuai dengan peran LDII sebagai lembaga dakwah, kami berusaha untuk mendidik dan melatih anak-anak untuk berdakwah sejak dini,” jelas Gufron.

Senada dengan Gufron, anggota steering comittee panitia FAS 2017 Rio Azadi, juga menegaskan hal yang sama. Menurut Rio, di zaman sekarang, sangat dibutuhkan generasi yang tidak hanya pandai ilmu agama, namun juga mampu menjadi panutan dan mempraktekkan amar ma’ruf nahi munkar secara nyata. “Karena itu, pembinaan kemampuan dakwah sejak dini sangatlah penting,” jelas Rio di sela-sela lomba yang dilaksanakan di aula Pondok Pesantren Sabilurrosyidin, Gayungan, Surabaya.

Panitia berharap, dengan pembinaan yang terprogram dan terencana sejak dini, dapat benar-benar mencetak generasi muda yang militan, profesional dan religius, serta siap berdakwah. (Riko Lazuardi)

 

Other articles you might like;

Check Also

Gebyar Kemerdekaan, Puncak Peringatan HUT RI ke-72 di Tanah Merah

Memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-72, warga RW IX Tanah Merah, Kelurahan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *