Home >> Opini >> LANGIT YANG TAK BIRU LAGI

LANGIT YANG TAK BIRU LAGI

Di bawah anyaman mega yang sekarang menghitam berubah gelap yang mereka sebut itu malam, sebuah hati bernama tanya bersedeku di balik bayang-bayang malam dan bias kaca setinggi dirinya.

Ayah, setahuku, kau pernah berkata bahwa langit kala itu indah. Dan yang aku lihat hanya warna biru berkalang putih yang disebut awan. Meski Sang Mentari sedikit angkuh dengan ribuan teriknya, tetap tak mengurangi keagungan langit yang tetap biru.

Ayah, Kau juga pernah berkata, bahwa Tuhan memberi kita keindahan lewat lukisan mega yang mungkin bernama cakrawala itu merajai sore hari. Membiarkan ilusi menerjemahkan setiap gores tinta jingga yang sepertinya tak pernah sama dalam melukis setiap sore.

Ayah, Kau juga pernah berkata, bahwa malaikat akan membentangkan sayapnya lewat bayang-bayang yang kusebut itu gelap. Dan Sang Maha Tepat telah menghitung rotasi setiap bintang di bentangan langit. Memberi cahaya lebih dan membuat-Nya agung di tengah malam.

Dan Ayah, yang paling kuingat, Kau pernah berkata, Pagi adalah saat terindah yang diciptakan Tuhan. Hanya orang-orang yang merugilah yang tak sanggup menjumpainya. Dimana mentari tak lagi angkuh, dimana senja memberikan sedikit jingganya, dan gelap tak diperintahkan untuk membayangi sama sekali. Itulah pagi yang kata orang paling dirindukan.

Tapi Ayah, kenapa sekarang langit di hadapanku tak lagi biru. Kenapa jingga juga enggan melukis senja untukku, kenapa hanya gelap yang ada di hadapanku dan Tuhan tak mengizinkan satu bintangpun membuat gelapku bercahaya. Bahkan bayang-bayang gelap itu lebih erat memelukku saat ini, sejak aku terlepas darimu yang mampu melepas jeratan gelap dan memberiku sedikit cahaya…

Sejak benturan keras mesin baja yang kusebut itu mobil dihantam maut yang mengatas namakan dirinya celaka setahun lalu… Yang membawamu pergi dengan rengkuhan erat sayapnya dan tak membiarkan sedikitpun cahaya menembus retina mataku…

Gelap…

Inilah kisah seorang anak manusia yang hidup berkalang gelap tanpa cahaya yang mungkin bisa kusebut itu kasih…

Other articles you might like;

Check Also

Lunturnya Karakter Luhur dan Maraknya Hate Speech Pemecah Belah Bangsa

(Bagian 1) Ada suatu ungkapan, dalam kompetisi membuat menara, terdapat dua cara untuk membuat menara …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *