logo-ldiiBerbagai tudingan, isu, hingga fitnah dilontarkan kepada Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Tudingan hingga tuduhan tanpa dasar hukum di antaranya, jika ada umat Islam di luar anggota LDII shalat di masjid komunitas LDII, maka anggota LDII akan menyamaknya. Begitu juga tudingan anggota LDII yang shalat berjamaah di belakang imam yang bukan anggota LDII, maka anggota LDII akan mengulangi shalat itu di rumah atau tempat lain serta LDII bersifat eksklusif. Itu semua hanyalah fitnah dan tuduhan tanpa fakta otentik.

LDII sama dengan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Islam lainnya yang tercatat resmi di Kementerian Dalam Negeri Cq Kesbang Linmas. Bahkan, LDII yang berasaskan Pancasila seharusnya tidak patut dicurigai, apalagi difitnah dan dituduh sebagai salah satu ajaran sesat-menyesatkan di Indonesia.

Pepatah yang selalu kita pegang: “Tak kenal maka tak sayang”. Jadi, masih banyak masyarakat, khususnya umat Islam yang belum mengenal LDII. Sehingga, wajar saja merasa tak sayang yang sampai-sampai menyudutkan eksistensi lembaga agama Islam ini. Padahal, Islam mengajarkan kepada umatnya apabila datang satu kabar atau berita dari kalangan/kaum fasik, maka “tabayyun” (cek dan ricek, periksa secara teliti, selidiki secara langsung). Sehingga, informasi yang diterima tidak bersifat sepihak saja. Hal ini tertera dalam Alquran Surah Al-Hujurat ayat 6 yang artinya:”Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa satu berita, maka periksalah dengan teliti (tabayyun)…”.

Nabi Muhammad SAW dalam menyiarkan agama Islam juga tidak luput dari cacian dan cercaan, fitnahan serta tuduhan negatif dari kalangan Kaum Kafir Quraisy. Tapi, Nabi Muhammad SAW sendiri beranggapan hal itu wajar. Sebab, mereka (Kafir Quraisy) belum mengetahui ajaran Islam yang dibawanya ke atas bumi ini.

Karena itu, bagi mereka yang menuduh macam-macam tentang LDII, sebaik dan seharusnyalah dapat melihat langsung aktivitas warga LDII, baik sewaktu melaksanakan shalat wajib 5 waktu sehari semalam maupun kegiatan keagamaan lainnya, seperti diskusi tentang Hadits dan sebagainya. Maka, semuanya akan terjawab, apakah LDII benar-benar mengamalkan ajaran Islam sesungguhnya atau masih dianggap beraliran sesat. Namun, hanya sedikit orang yang bersedia, tetapi kebanyakan menuduh tanpa bukti yang hanya berdasarkan dalil “Qiila waqaala” (kata si pulan yang tidak diketahui siapa dia).

Semakin dihujat jumlah jamaah LDII semakin bertambah, sarana ibadah : masjid, pondok, wisma tamu, gedung semakin megah dan baik, sarana transportasi : sepeda motor, mobil hampir ditiap pelosok kepengurusan sak antero Indonesia ada. Infak, Sodaqoh, zakat semakin banyak terbukti LDII tidak banyak meminta sumbangan dalam kegiatan ibadahnya. Mobilisasi masa dalam kegiatannya bertambah ramai dan makin lancar, meningkat, banyak pejabat pemerintahan yang ikut mendukung dan banyak prestasi-prestasi baik secara individu atau atas nama LDII seperti Sepakbola, Pencak silat, seminar-seminar kebangsaan dan bahkan berkembang sampai ke Manca negara, seprti di Australia, Eropa, USA, Jepang, Suriname dan di Arab Saudi sendiri banyak sekali orang LDII baik yang bermukim di sana atau dalam setiap tahunnya makin banyak jamaahnya yang menunaikan ibadah haji.

Untuk melihat langsung aktivitas warga LDII, terutama di Pondok Pesantren (Ponpes) Wali Barokah Kediri dan Ponpes Gadingmangu Jombang yang keduanya berada di Provinsi Jawa Timur serta ke Markas Besar Dewan Pimpinan Pusat LDII di kawasan Senayan yang diterima langsung Ketua Umumnya KH Abdullah Syam didampingi pengurus teras lainnya menerima banyak kunjungan dari rombongan ulama-ulama dan tokoh-tokoh masyarakat dalam “Muhibbah Tabayyun”  merasakan bagaimana suasana religius serta tidak ditemukan hal-hal aneh sebagaimana dituduhkan segelintir pihak terhadap LDII.

Dari perjalanan “Muhibbah Tabayyun”  Ponpes LDII di Ponpes Wali Barokah Kediri dan Ponpes Gadingmangu di Jombang tidak terlihat sama sekali penyimpangan dalam shalat. Santri-santriwati yang berjumlah 2.000an di setiap Ponpes secara khusyu’ mengikuti setiap prosesing dalam shalat tersebut. Bahkan, imam dalam shalat tersebut hafiz Alquran lulusan Mekkah (Arab Saudi).

Karena itu, tidak ada alasan bagi siapa pun yang menuding hingga menuduh LDII sebagai aliran sesat. Mereka hanya mendengar “kabar burung” yang tidak jelas. Jadi, sebagai umat Islam, kita wajib “tabayyun” jika mendengar informasi yang belum jelas kebenarannya dari fasik. Jika kita tetap membenarkan “kabar burung” itu, samalah kita dengan orang-orang fasik.

3 COMMENTS

  1. Askum. Wahai saudaraku sebangsa dan setanah air Indonesia buat apa menghujat dan mengatakan bahwa LDII itu sesat. padahal setau saya sampai sekarang bahwa program yang ada di LDII adalah tetap memurnikan Agama Islam yang berpedoman Al-Qur’an dan Sunnah Rosul. 

  2. Askum Alhamdulillah LDII semakin banyak di kenal masyarakat, karena banyak yang menyaksikan dari dekat metode pengajaran /  pengajian di LDII semua yang di amalkan teman teman LDII berdasarkan AL- Qur’an dan sunnah Rosul.

Leave a Reply to ldii prabumulih Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here