Tim Keputrian PAC LDII Nginden Jangkungan Surabaya menggelar seminar bertajuk ““Manajemen Hati - It’s Time To Prepare To Be A Future Woman” di Masjid Khoirul Huda, Nginden, Minggu (13/11).
Acara yang diikuti 200 remaja putri ini untuk mengantisipasi makin bebasnya pergaulan antara laki-laki dan perempuan. Materinya diambilkan dari gabungan dalil-dalil Quran dan hadits serta ilmu psikologi.
Hj. Kartini dari DPD LDII Kota Surabaya menyampaikan materi tentang menjaga diri dari kerusakan zaman, penjagaan dari zina serta pahala menjadi istri sholihah. “Tertibkan sholat, dirikan sholat malam, dan biasakan dzikir pagi dan sore itu semua cara untuk menjauhkan kita dari godaan iblis agar kita semua terjaga dari kerusakan zaman yang semakin luar biasa ini,” tutur Kartini.
Sementara itu Sovia Sahid dari Motiva Consulting menyampaikan materi dari sisi psikologi. Sovia menjelaskan perlunya manajemen perasaan cinta karena banyaknya pengaruh pergaulan bebas yang bersumber dari berbagai media seperti sinetron, majalah, film, dan internet. Selain itu situs jejaring sosial membuka lebar kesempatan untuk memudahkan syaitan melancarkan aksinya.
Menurut Sovia, banyak di kalangan remaja saat ini salah mengekspresikan cintanya. Mulai dari sering galau, gundah, baper yang kemudian diungkapkan atau up date status di media sosial. “Kalau sudah siap, segeralah berkhitbah dan kemudian jalanilah proses pernikahan, itu akan menjadikan diri kita mulia sehingga Allah sayang sama kita,” ungkap Sovia.
Lebih lanjut ia menambahkan, jika belum siap menikah bisa mengalihkan pada hal-hal positif. “Simpanlah perasaan tersebut, alihkan perhatian ke hal-hal yang positif, bentengi diri dengan puasa dan perbanyaklah mengaji,” kata Dosen Universitas Muhammadiyah ini.
Sovia juga memberikan jurus-jurus anti-galau pada peserta bagi yang sudah siap menikah. Kuncinya mau belajar secara intensif tentang pernikahan seperti menggali ilmu ke orang-orang yang sudah menikah, rajin ikut acara UNIK (Usia Nikah), menentukan prioritas dari kriteria calon suami dan minta doa orangtua. Selain itu perlu proaktif mencari calon suami dengan cari info melalui orang-orang terdekat atau ta’aruf. Dan yang paling penting memperbanyak berdoa dan sholat hajat.
Sementara itu panitia acara berharap bisa memberikan manfaat pada peserta. “Semoga setelah acara ini remaja putri paham pentingnya menjaga pergaulan dan terjaga dari kerusakan zaman. Dan hasil akhirnya menikah dengan orang yang sama-sama paham agama” harap Wiwid Gita, salah satu pengurus keputrian. (Nur Azizah)
Other articles you might like;
- MUI Surabaya: Ulama Harus Melek Teknologi Digital
- Percepat Herd Immunity, Kodam V Brawijaya Gelar Vaksinasi Massal Berbasis Pesantren
- Pemerintah Perluas Cakupan Vaksinasi Hingga ke Pondok Pesantren
- LDII Apresiasi Kinerja Polrestabes Surabaya dalam Penanganan Covid-19
- MTI : Mengaji Sambil Belajar Bahasa Inggris