Home >> Featured >> Melatih Mental Mandiri melalui Bazar LDII

Melatih Mental Mandiri melalui Bazar LDII

Pagi itu, suasana dalam Grha LDII Jawa Timur dipadati ratusan pengunjung. Puluhan mobil dan motor terparkir di halaman. Tak jarang, terdengar suara-suara orang yang sedang mempromosikan dagangannya. Beberapa remaja tampak secara aktif berkeliling mencari calon pembeli. Sebagian lainnya memilih untu mempromosikan stannya di panggung yang tersedia.

Para pengunjung tak henti berfoto selfie maupun wefie, atau mengantri di photo booth yang disiapkan panitia. Saat itu memang sedang ada bazar dalam rangka memeriahkan Festival Anak Sholeh 2017, PC LDII Kecamatan Gayungan Surabaya. Lebih dari 20 stan tersedia dengan produk masing-masing. Mulai dari kuliner, pakaian, hingga kerajinan tangan. Harganya pun relatif terjangkau, sehingga membuat tak ada satu pun stan yang sepi pengunjung. Transaksi jual beli pun terjadi di sana sini.

Peserta bazar yang diselenggarakan mulai sabtu hingga minggu, 25-26 Maret 2017 tersebut adalah para remaja masjid dari 9 masjid binaan LDII di wilayah kecamatan Gayungan. Panitia menyasar remaja masjid sebagai peserta bazar bukannya tanpa alasan. Bambang Wiranto, SH, anggota Steering Comittee, memberi penjelasan bahwa remaja masjid pada dasarnya adalah remaja-remaja yang kaya potensi. Mereka adalah calon-calon generasi yang profesional religius. Karena itu, perlu dibina dengan instensif. Tidak hanya dari segi keilmuan, namun juga dari segi keterampilan dan kemandirian. Salah satu cara untuk merangsang kreatifitas dan kemandirian mereka adalah dengan mengadakan bazar. “Dalam bazar ini, remaja-remaja masjid dapat memaksimalkan potensinya untuk melatih kemandirian, khususnya dalam hal menghasilkan dan menjual produk,” kata pemuda bertubuh tegap ini.

Peserta bazar

Menurut Bambang, bazar tersebut mempunyai hikmah yang luar biasa. Tidak hanya di bidang ekonomi, namun juga dibidang lainnya. “Dengan bazar ini, remaja dilatih untuk berani menghasilkan produk, serta berani memasarkan produknya. Mereka dituntut untuk percaya diri dalam menawarkan dagangannya. Otomatis, mereka juga melatih keberanian dan kepercayaan diri,” ujar Bambang.

Tidak hanya itu, kemampuan dalam menghadapi tekanan, serta mencari jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi (saat berdagang), juga sangat bermanfaat dalam mengarungi bahtera kehidupan. “Dengan memiliki kemampuan managemen stres yang baik, para remaja akan terlatih untuk menghadapi tantangan kehidupan. Karena itu, orientasi dari bazar ini hendaknya tidak hanya mencari untung finansial, tapi lebih ditekankan pada melatih mental untuk mampu menghadapi tekanan dan memecahkan permasalahan,” lanjut Bambang.

Panitia yang merupakan generasi muda PC LDII Kecamatan Gayungan memang memberi kebebasan pada seluruh peserta bazar untuk memasarkan produknya. Baik produksi sendiri, maupun produk titipan untuk dijual kembali. Panitia juga memberlakukan biaya sewa stan yang sangat terjangkau, karena tujuannya bukan mencari untung, namun untuk melatih kemandirian. Bambang juga sangat berharap, proses melatih mental mandiri ini tidak berhenti sampai disini. “Kami tak akan berhenti disini. Panitia akan melakukan follow up berkala, agar mental mandiri para remaja masjid dapat semakin terasah,” tutup Bambang. (Riko Lazuardi)

Other articles you might like;

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *