Malam pergantian tahun adalah ajang pesta pora para pemuda-pemudi hampir di seluruh penjuru dunia. Ajang unjuk jati diri dengan hedonisme (berfoya-foya), pesta kembang api, konvoi di jalan atau menciptakan keramaian lainnya dengan cara mereka sendiri.
Para generasi muda LDII juga punya cara mereka sendiri untuk mengisi malam pergantian tahun. Di antara keramaian kota Surabaya menanti detik-detik datangnya 2012 yang secara otomatis meninggalkan 2011, hampir setiap masjid LDII di wilayah Surabaya mengadakan acara khusus untuk generasi mudanya agar tidak mengekor adat hedonisme di malam tahun baru.
Salah satunya adalah remaja masjid gabungan dari tiga PAC (Pimpinan Anak Cabang) yaitu PAC Pagesangan, PAC Gayungan dan PAC Karang Pilang yang mengadakan acara pembinaan generasi muda untuk menghadapi tantangan di 2012. Pembinaan ini disampaikan dengan presentasi yang komunikatif dari Bp. Heris yang memberikan contoh-contoh kehidupan kaula muda yang salah, sekaligus memberikan pembinaan bagaimana cara menjalani hidup yang benar tanpa harus melewatkan masa muda dengan sia-sia. Dalam malam pembinaan tersebut juga dipaparkan tantangan-tantangan yang mungkin akan dihadapi generasi muda di tahun yang baru ini. Diantaranya, masalah moral yang semakin diperbudak oleh nafsu dunia, seperti minum-minuman keras, narkoba, kriminalitas, bahkan sampai perzinaan yang menghancurkan hidup generasi muda hanya dengan kesenangan semu.
Acara berlangsung meriah dan sangat interaktif antar satu peserta dengan lainnya. Kurang lebih 250 pemuda dan pemudi menjadi bagian dari acara yang diadakan semalam suntuk ini. Mulai pukul 18.15, Aula besar pondok Sabilurrasyidin telah dipenuhi pemuda-pemudi LDII yang mengkaji Al-Quran melalui bacaan, makna, sekaligus keterangannya sehingga membuat mereka benar-benar memahami isi Al-Quran. Setelah sholat isya acara diisi dengan makan bersama dan dilanjutkan dengan sedikit siraman rohani oleh H. Sumarman. Sekitar pukul 20.30, acara pembinaan generasi muda oleh Bp. Heris dimulai. Acara pembinaan ini juga diselingi beberapa dalil yang diambil dari Al-Quran dan Al-Hadist yang membuat para peserta mengerti mana yang baik dan mana yang salah bukan hanya dari ucapan penyampainya, tapi langsung dari sumber hukum Islam.
Acara ini digagas oleh kaula muda dan untuk pemuda-pemudi itu sendiri, jadi acaranya pun tak lepas dari selera anak muda. Setelah acara inti selesai, para peserta dilibatkan langsung dalam games kepemimpinan yang berlangsung ramai dan meriah. Selain itu, ada drama komedi yang mencairkan suasana malam keakraban. Semakin malam semangat muda-mudi ini tak kunjung padam, kuis yang diberi judul “Minoritas” menciptakan kompetisi sehat antar satu peserta dengan lainnya. Malam yang semakin larut dihangatkan dengan acara bakar jagung yang menambah suasana akrab antar muda-mudi. Para peserta dipersilahkan istirahat setelah menikmati hangatnya jagung bakar, sampai dibangunkan untuk sholat subuh berjama’ah.
Banyak acara positif yang bisa kita lakukan selain hanya dengan berpesta pora atau menghabiskan waktu tidak jelas di jalan. Sebagai generasi muda, tak sepantasnya kita melewatkan masa emas kita dengan hal-hal tidak berguna. Karena, yang paling pantas untuk generasi muda adalah menjadi seseorang yang berguna.
Other articles you might like;
- MUI Surabaya: Ulama Harus Melek Teknologi Digital
- Percepat Herd Immunity, Kodam V Brawijaya Gelar Vaksinasi Massal Berbasis Pesantren
- Pemerintah Perluas Cakupan Vaksinasi Hingga ke Pondok Pesantren
- LDII Apresiasi Kinerja Polrestabes Surabaya dalam Penanganan Covid-19
- MTI : Mengaji Sambil Belajar Bahasa Inggris