Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Pusat, Jusuf Kalla (JK) melantik kepengurusan DMI Surabaya 2012-2017 di Jatim Expo Surabaya, Jumat (19/4/2013) malam. Prosesi pelantikan di hadiri 3000 takmir Masjid se- Kota Surabaya, para ulama serta para tokoh seperti mantan Gubernur Jawa Timur Imam Utomo.

Dalam sambutannya, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla meminta masjid di Indonesia tidak hanya dipakai sebagai tempat ibadah. Tetapi juga difungsikan menjadi berbagai kegiatan yang dapat memakmurkan masyarakat. Dengan menghidupkan lembaga pendidikan, perbankan, dan pusat kesehatan serta berbagai kegiatan masyarakat. “Kita akan mulai memfungsikan masjid sebagai lembaga pendidikan, menghidupkan perbankan dan pusat kesehatan dan lain-lain. Jadi, Kita makmurkan masjid, dan masjid juga bisa memakmurkan masyarakat,” kata JK di sela-sela pelantikan.
Ia mengungkapkan, kurikulum pembelajaran di masjid harus bagus, bisa membanggakan dan mencetak generasi bangsa yang cerdas. Serta berfungsi sebagai kegiatan perbankan. Dan, bisa membantu masyarakat yang membutuhkan pinjaman bantuan permodalan. “Jadi, anak-anak kita pagi bersekolah di PAUD, sore mendapatkan pelajaran di masjid. Kita akan minta menteri pendidikan untuk bisa menyeimbangkan PAUD dan pendidikan di masjid. Termasuk pemerintah juga segera membuat kebijakan perbankan di masjid,” ungkapnya.

Dengan Program ini LDII sangat mendukung, karena program ini sudah dilakukan oleh LDII didalam mencetak generasi yang unggul, yakni membentuk program PPG (Penggerak Pembina Generus).
Dengan program PPG, LDII dapat mencetak generasi yang Faqih, berakhlaqul karimah, dan mandiri mulai dari PAUD, Caberawit, Praremaja, dan remaja.
Ketua DMI Surabaya Arif Affandi mengatakan, kepengurusan DMI kota Surabaya mengambil dari beberapa ulama, kalangan intelektual, ormas-ormas yakni dari NU, Muhammadiyah, LDII. Adapun Kepengurusan DMI kota Surabaya dari LDII yakni, H. Amien Adhy ( Majelis Mustasyar), H. Arif Ratian (Bidang Pusat Informasi Masjid), dr. Danik Suryaning Diah (Bidang Kesehatan dan Lingkungan).
Other articles you might like;
Asslm.wr.wb
entah di mulai dari mana saya cerita, campur aduk perasaan ini apa mungkin ini berdosa atau tidak
begini pak, di Jln. Pandegiling depan hotel Santika surabaya , ada mushola al -ishlah, kami senang sekali keberadaan karna jika sholat tidk jauh, tetapi kadang kami bingung, apakah dalam syiar islam diabaikan teloransi beragama, bapak bisa bayangkan setiap hari jam 3 pagi corong sudah di bunyikan syiarnya GUSDUR dengan tuning ke radio dan gelombang tidak beraturan, posisi corong tidak tinggi jadi amat sangat menganggu warga sekitar, belum lagi gelombang radio dirubah rubag tidak mengecilkan volume jadi bunyi mbengung keras sekeras kerasnya, dan tiap bunyikan radio tidak dikecilkan dulu tapi langsung VOLUME maksimal,( DUAR !!!!!) masyaAllah!!! membuat orang tiap hari KAGET ( setiap hari corong dikeraskan mlai jam 3 pagi sampai jam 5) bapak bis abayangkan setiap hari, bagaimana warga bisa istirahat? mereka juga bekerja ada yg dikantor .DAN KHUSUS hari jumat corong sudah bunyi mulai jam 10 pagi.
demikian pak sekedar keluhan, lebih kurangnya saya mohon maaf
wassalam. wr.wb
walaikumsalam wr wb
terima kasih atas masukan dan laporannya, mengenai permasalahan tersebut sebaiknya bapak bisa langsung membuat surat keberatan ke kantor kemenag kota surabaya untuk di tindak lanjuti dengan bukti semisal tanda tangan beberapa orang yang merasa terganggu dengan kegiatan tersebut, karena kami tidak punya wewenang untuk menangani hal ini dan musholah tersebut bukan binaan dari ormas LDII.