Home >> Berita LDII Surabaya >> LDII Surabaya Tanamkan Karakter Dakwah Rasulullah Melalui Green Dakwah

LDII Surabaya Tanamkan Karakter Dakwah Rasulullah Melalui Green Dakwah

Sebagai upaya untuk mencegah kekerasan antara umat beragama di Indonesia, DPD LDII Surabaya menggelar Seminar Green Dakwah dan Generasi Anti Narkoba pada Kamis 11 Mei 2017 di Pondok Sabilurroyiddin, Gayungan, Surabaya.

Green Dakwah adalah dakwah yang misinya kepada kesalehan sosial guna mengentas masalah kemiskinan dan kebodohan, dakwah yang sarat nilai dan tauladan moral, dakwah yang jauh dari radikalisme serta dakwah yang menguatkan komitmen terhadap kelestarian lingkungan hidup.

Hadir dalam acara itu, Wali Kota Surabaya Ir. Tri Rismaharini, Ketua DPD LDII Kota Surabaya H.Akhmad Setiadi, S.Si., M.Si, Sekretaris MUI Kota Surabaya Drs. KH. Moch. Munif, M.M., Kepala dan dokter BNNK Surabaya yakni AKBP Suparti, M.M dan dr. Singgih Widi Pratomo, S.H., M.H.

Dalam sambutannya, Setiadi menjelaskan ada tiga permasalahan utama bangsa Indonesia. Pertama, radikalisme, artinya masyarakat memahami agama dengan sepatah-patah sehingga timbul permasalahan-permasalahan yang disebabkan kesalahpahaman. Kedua, pergaulan bebas yang sekarang ini marak terjadi pada remaja saat ini yang tentunya menimbulkan banyak hal negatif. Kemudian yang terakhir adalah pengaruh dari penyalahgunaan narkoba.

“Tugas kita baik itu mubaligh dan mubalighot, ketua PC maupun PAC adalah untuk membentengi anak-anak dari pengaruh buruk tersebut yang tentunya dengan dakwah yang menyejukkan hati,” kata Setiadi.

Dalam kesempatan ini, Sekretaris MUI Kota Surabaya Drs. KH. Moch. Munif, M.M, menjelaskan bahwa manusia disebut al insan artinya kita diberi prilaku yang paling baik. Itulah kenapa Allah memberikan struktur komponen berupa akal, perasaan/hati/qolbu, nafsu/kemauan.

Lebih Lanjut KH. Munif menjelaskan enam perkataan Rasulullah yang ada dalam Alquran dan perlu ditiru. Pertama, Qaulan karima yakni berdakwah dengan kalimat yang mulia. Rasulullah menyampaikan dakwah pada umatnya menggunakan qoulan karima yaitu dengan rasa penuh hormat, enak didengar serta menghargai lawan bicaranya sehingga umatnya tidak ada yang merasa tersakiti oleh perkataanya.

Kedua, Qaulan ma’rufa yang artinya berdakwah dengan kalimat yang baik. maksudnya berbicara dengan sopan, tidak menyinggung dan menyakitkan hati. Ketiga, Qaulan maisura artinya berdakwah dengan perkataan yang mudah. Perkataan yang mudah ialah yang mudah dipahami dan dimengerti oleh semua kalangan umur, baik tua maupun muda.

Keempat, Qaulan layyina, artinya berdakwah menggunakan perkataan yang lemah lembut. Berbicara perlu lemah-lembut, dengan suara yang enak didengar, dan penuh keramahan, sehingga dapat menyentuh hati. Dalam hadist diriwayatkan, saking lemah lembutnya Rasulullah, umatnya sampai tidak terasa jika saat itu Rasulullah sedang marah.

Kelima, Qaulan baligha yang artinya perkataan Rosulullah membekas di hati. Keenam, Qaulan sadida yang artinya perkataan yang tegas dan benar. Rasulullah dalam berdakwah selalu tegas serta benar, tidak bertele-tele serta tidak pernah mengucap sesuatu yang tidak penting. Bahasa Rasulullah penting namun dalam penyampaiannya tetap sopan.

“Jika semua dai dapat menerapkan enam konsep perkataan Rasulullah ini akan berdampak baik bagi seluruh umat Islam,” tutup KH. Munif. (Mrs)

 

Other articles you might like;

Check Also

Birul Walidain, Solusi bagi Kerusakan Moral Remaja

Menyikapi fenomena kerusakan moral di kalangan remaja, LDII mengadakan seminar tentang Birul Walidain, Sabtu (16/3) …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *